Selasa, 15 Maret 2016

My Body Lotion Addiction: Velvy

             Happy March Day!!!
Di Bulan Maret ini, Bumi sering basah oleh hujan yang memberikan keceriaan dalam hidupku dengan caranya sendiri, (What?? :-O). Ide buat blog ini bukan karena aku ingin jadi beauty blogger atau apalah, tapi aku punya kebiasaan buruk yaitu suka yang namanya belanja and nyoba produk-produk yang belum pernah aku gunakan. Kenapa nggak sekalian aja yach produk yang aku pakai aku beri ulasan pengalamanku? Kan bisa jadi sedikit informasi bagi yang mungkin penasaran dengan suatu produk, ya kan?
Ada beberapa OCD yang aku miliki yaitu body lotion, mask and lips care. Jangan berpikir OCD sebagai salah satu jenis diet yang diperkenalkan oleh Deddy Corbuzier, tapi Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah sebuah kondisi psikologis yang ditandai dengan perilaku pengulangan yang disebabkan oleh ketakutan akan pikiran yang tidak masuk akal. Seseorang yang didiagnosa menderita OCD mungkin tidak menyadari kalau obsesinya tidak masuk akal (ngutip dari jenk wiki). Sebenarnya nggak pernah ikutan tes yang berkaitan dengan hal ini, tapi kok berasa keren aja kalo punya OCD (What?? :-O, yach begitulah, forget about that!!!)
Ini nich body lotion yang aku punya. Menurutku sih ini banyak karena kakakku aja cuma ngandelin satu produk body lotion. Nggak tau yach kenapa ini bisa terjadi? Apakah karena aku emangnya boros, atau punya daya curious yang gila atau juga punya masalah kulit? (What?? :-O Not for the last possibility) Oke for the first review, aku akan review body lotion terbaru yang aku beli. Ceritanya nich pakai sistem Last in First out.

Intro:
Pada suatu hari minggu yang mendung di Bulan Maret, pergilah gadis kecil ke pasar di sebuah perkotaan (wkwkkwkw, Sorry just kidding but it’s true). Iya, sebenarnya waktu itu lagi perlu body soap dan night cream. Belinya nggak di supermarket atau mall, tapi di toko langganan. Sambil nunggu belanjaan aku diambilin eits, this product standing in front of my eyes. Saat itu cuma tanya harga, “Ini harga nya berapa?”. “13.000” jawab si penjual yang kulitnya super mulus, yang dari dulu pengen banget bertanya apa sih rahasianya (Fokus). “Oke, gabungin sama yang tadih” What?? :-O. iya nich, tanpa nanya apa gituh.
Why do I buy this product?
Milk… yach karena informasi primer yang aku punya adalah body lotion ini terbuat dari Goat Milk. Owh, milk on my skin, I think it’ll moisturize my skin. Nggak naruh ekspektasi yang tinggi buat whitening or something else, tapi melembabkan aja udah lebih dari cukup buat aku.
What do I learn before prove it?
Setelah liat produknya secara terperinci, inilah data-data yang berhasil aku dapatkan:


Let’s get started!!!
            Bentunya kecil pas digenggaman tangan dengan tutup bergaya apa yach namanya?? Produknya berwarna putih susu yang baunya nggak ada susu sama sekali, tetapi bau wangi semerbak. Kalau masalah bau-bauan nggak ada masalah bagiku, tapi aku kok malah ekspektasinya bau susu kambing. Setelah dioleskan ke tangan langsung nyerap dan lembut banget. Mungkin sugesti yach, tapi pas aku bilas waktu mandi kok kulitku tetap lembut.


            What do I feel??
            Setelah pakai produk ini seminggu, efek lighteningnya sih nggak tau yach soalnya nggak ngeriset before and after-nya. Tapi aku benar-benar suka produk ini karena benar-benar melembutkan. Meskipun pada klaimnya bahwa produk ini memiliki UV FILTER, but from my experience aku saranin sebaiknya jangan dipakai siang hari. Karena waktu kita berkeringat, keringat bercampur dengan body lotion yang meleleh alias berair dan efek white instant jadi putih-putih aneh gitu. But, I still love this product. Jadinya aku pakai sebagai night routine item, selain menghindari pemakaian siang body lotion ini kan jadinya lebih lama di kulitku karena pada saat aku tidur. Beda kalau makainya siang, kalau lagi ngapa-ngapain yang mengharuskan kita nyuci tangan walhasil harus apply berulang kali. Untuk ukuran 95 ml dengan harga 13.000 menurutku nggak murah, heee.
Sekian pengalamanku dengan Velvy ini. Stay Beauty with Our Own Way..


Note: Sorry yach bahasa nyampur-nyampur, emang begitulah kemampun linguistikku yang rada kacau sekacau otaknya. Bahasa inggrisnya juga ngawur ngidul, jadi yang expert di bidangnya, mohon maklumi diriku yang imut ini…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar